Tuesday, October 17, 2006

Jalan Braga dan sahabat

Di jalan Braga
Potongan-potongan kertas dan sampah menyatu seperti awan
Sebentar lagi hujan
Pintu separuh terbuka: ku lihat lusuh tak terurus, gedung bersejarh itu
Menyisakan sihir pada tiang-tiang bendera di depan dan sampingmu
Lelah dan tua

Segelas kopi dan sekerling mata melukis angin dengan kata-kata
Gedung tiu pernah melahirkan penyair; beberapa tukang parkir
Gedung itu mengingatkan kantor tuaku; pernah melahirkan pemimpin bangsa; beberapa koruptor kelas kakap
Juga kawanku, dulu pemimpin demonstran
Berteriak bersama, terdorong dan tersungkur dorongan polisi; bersama
Keluarga menunggu kita waktu itu bermalam-mlam, matang dengan duka
Barangkali isakan juga
Tak perlu bertemu lewat rencana
Yang orang sebut cinta dan diberi makna luka
Ada debu di meja, di ujung lengan bajumu
Ada lusuh di raut mukamu
Begitu indahnya.

No comments: