dan langit merambat pekat
bingkai gemintang dengan kolase absurd
bulirbulir embun menggigit basah
niscaya ia selalu bikin resah
atas pagi yang mendesak desah
pada batas nadir jiwa kau sampirkan elegi
bernada blues mendendang lirih ombak
pada bakaubakau mati kau tebar wangi yasmin
duhai!
pelipur tak kuasa tampik laraku
adakah cinta senantiasa berujung?
kirimkan aku seikat mimpi,
sebongkah romansa melankolia
atau sebuah silet saja buat toreh nadiku!
lalu ke mana cinta labuhkan
tautan hati yang selalu menunggu?
TelukKendari, 2006
Saturday, September 16, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment