Tuesday, September 26, 2006

ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN

(dari seorang sahabat)

Aku bermimpi, suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga.

Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat.Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, "Ini adalah Seksi Penerimaan.

"Di sini, semua permintaan yang ditujukan kepada Allah diterima." Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang, lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman.

"Di sini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup, yang memintanya."

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu.

Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil.

Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana, hampir tidak melakukan apa pun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih," kata malaikatku pelan.

Dia tampak malu. "Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan di sini?" tanyaku.

"Menyedihkan," malaikat-ku menghela napas, "setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih."

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?" tanyaku.

"Sederhana sekali," jawab malaikat, "cukup berkata
'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN', Terima kasih, Tuhan."

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?" tanyaku.

Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau punya makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu, dan tempat untuk tidur, engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, engkau berada di antara 8%kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

"Juga... jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan..., engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat..., engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia.

"Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian..., engkau lebih dirahmati daripada 3 miliar orang di dunia.

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan..., engkau termasuk orang yang sangat jarang.

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini kepadamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat
istimewa baginya dan bahwa engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali.

"Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu."

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu'." QS:Ibrahim (14) :7

Monday, September 25, 2006

Menyulam


Kuhitung-hitung waktu
bersama jejak-jejak usia
dalam perjalanan berliku
dalam ruang fana hidupku

waktu datang dan pulang
mengunyah usia
kuselitkan takwa sejati
bakal kubawa pulang
menemui keabadian

Bersama-sama usia
di dalam sedar dan sekat
dan di luar sedar dan sekat waktu
aku mulai melihat diriku
aku merasa terlalu kecil
dalam akuku
kugagahi diriku
terus menghitung waktu
dam waktu menjadi guruku dalam kehidupan

berlari menyusur waktu
bersama-sama harapan
sedang di hadapan
ranjau-ranjau hitam
menunggu di dalam waktu

berjalan menyusur waktu
bersama-sama nafas, usia, harapan, kehidupan
sedang di hadapan terhampar
seibu bayang-bayang
menyelinap di celah-celah
yang bakal kutafsir

Thursday, September 21, 2006

surgaku versus SurgaMu

bedakah, Tuhan?
surgaku dengan SurgaMu?
jika ku dapat surgaku disini,
akankah Kau murka?
jika ku sering pulang ke surgaku
akankah Kau meradang?
jika surgaku tak seperti
SurgaMU
akankah Kau hukum aku?

duh!

"Aku akan seperti perkiraan HambaKu"
jika itu kataMu
aku akan selalu ingat,
bahwa surgaku ada dalam SurgaMu

(aku hanyalah hambaMu yang terbatas memandang dan punya pandangan terbatas)


Kendari, jelang bulan Kebaikan, 2006

Tuesday, September 19, 2006

surga yang hilang

adakah surga akan hilang?
saat kita memintal khilaf, merajut salah, menjahit pakaian dosa?
sengaja atau tidak sengaja
adakah surga akan hilang?
ketika kita memupuk prasangka, mengulum niat jahat, mensayapkan curiga
hingga ke batas surga
adakah surga?
dimanakah surga?
(mengapa aku panik mencari surga?)
(adakah aku berbuat, berniat, berbunuh, berdosa, berjahat, beramal, berbaik,hanya untuk surga?)
lalu (sekali lagi)dimanakah surga?
ataukah ia tiada?
(mungkin surga adalah surga itu sendiri, yang tersimpan rapi di mejameja hakim, di mejameja dosen, di mejameja murid TK, dimejameja Tuhan)
aku tak tau lagi
ternyata ada surga
disini!

Monday, September 18, 2006

Aku ini..(bingung)


Aku adalah aku
Yang telah memakan asam garam it;
Aku yang tiba tiba sadar keharianku sendiri,
Terkejut dan merasa malu.

Aku adalah aku yang kemudian mengerti
Baik dan buruk, dan kemudian mencoba lolos
Dari dosa ke lain dosa ;

Aku yang selalu mengawasi diri sendiri
Dengan rasa curiga,
Dan mencoba menutupi wajahku.
Akulah yang tak lain aku yang menggelepar
Dalam jaring waktu dan tempat
Tak tertolong lagi dari kenyataan ;

Surga yang hilang ;
Lantaran kesadaran dan curiga yang berlebih
Atas kehadiranku sendiri.
Aku adalah aku yang selalu bertanya,
Apa saja aku bertanya dalam gumul hidup.

Aku yang mendengar suaraku sendiri,
Akankah aku berkata ‘selamat tinggal diriku ?’

Kota yang panas sekali 2006

Mbuh ah..

wenige kurze Zeit mach m'ch schwer,
sehr schwer, sehr ernst n vorbei
dass ist anders anders

meine Situation ist verschieden,
nicht verhindern
nie empfehlen bevor

kann ich die langerer hofen,
dir nochmals zu treffen

I'll keep it wenn ich schlaft (im Herz)leiter

maybe, kein Mut, zu versuchen

Untukmu dalam hatiku

Hati dan rasa, menjadi buram
semakin liar, kau tau hatiku

di mana dapat kusembunyi,
ke mana dapat ku berlari

kucoba tak ku raih
nyata, tak tergenggam

jatuh, luruh
dipangku bumi

Liebling,

Mein Herz
ist sehr dunkel
seit du hast gefliegt
sitze ich hier nur auf dir zu warten
versuchen....


Eigentlich zeit gestern, du hast mich miss u gemacht

Letzte Nacht, ich hatte Traum uber dich

Aber, wenn ich wachte, Traum ist Weg

Wie solle ich fur mich selbst die Herz darstellen

Ich bin genau, dass brauche ich nicht

keping waktu

kepingan waktu dan kenangan
berlalu bagai bayangan

kau detak nadi dalam hidupku
terang dalam gelapku
menyentuh dalam sakitku

kepergian mengajariku
"bahwa tak ada yang abadi"

kuyup dengan airmata.........


kepingan waktu dan kenangan
berlalu bagai bayangan

kau detak nadi dalam hidupku
terang dalam gelapku
menyentuh dalam sakitku

kepergian mengajariku
"bahwa tak ada yang abadi"

Cinta itu ada di segala situasi

Cinta ada dalam burung-burung yang berkicau
gembira dipagi hari, tapi juga
ada di tengah gemuruh halilintar dalam
badai musim panas

Cinta mampukahku berdiri teguh
meski
tanah yang kupijak
bergetar dan bergoyang

Sunday, September 17, 2006

(ini tak terucap)

Mata hitammu denga rambut yang terurai .... rasa ini ingin menatapnya tanpa henti.
Kubayangkan bintang menjadi terang, dan kita menerawangnya
Kubayangkan angin, dan terdengar nafas indahmu di telingaku
Kubayangkan lekuk indahnya badan yang dikaruniakan ke padamu, dan tak tahan tangan ingin membelai
Kubayangkan mimpi, dan aku tak tahan untuk berhenti bermimpi
Ingin rasanya menjelajah malam bersamamu ...
Ingin rasanya menjelajah impian dan belaian ...
Ingin rasanya (ini tak terucap)

Udah lupa lagi waktu dan hari, apalagi tempat

Unspoken 'yesterday'

I could feel my heart beat
I could feel yours
I could see the twinkle of your lovely eyes...and they told me so many things
I could feel your touches... and they inspired me crazily
Dear... I want to go crazy
I want to explore the feel of love
I want to go high up with our feeling
I still have so many wants
But then I aware I live in a world with rules
Lets forget the rule
and enjoy the journey.... unforgetable journey
to bost our day to day life
(unspoken words)

Makasar menjelang pagi dan puasa

Tolong carikan aku…..

Carikan aku kepala yang tengkorak atasnya bisa dikupas,
Pikirannya bisa diremas,
Sebab itulah labirin liar yang mengasyikan,
Kejam, lembut, religi dan … gelap ah
Tolong carikan aku …

Yang seperti gambar-gambar cetakan,
Sebelum diterkam ke tiap daging-terpilih,
Daging yang dikirim sehabis perang,
Atas nama Tuhan, kampong, kebun, kemanusiaan, keadilan dan …gelap ah
Tolong carikan aku …

Di tiap perang dan kehidupan,
Kepala yang tengkorak atasnya bisa dikupas,
Pikiiran bisa diremas,
Sebab itulah selimut kehidupan dan … gelap ah
Tolong carikan aku …

“Aku akan mati” tapi tolong carikan aku …
sesuatu yang pernah mengeram dalam hatiku,
sesuatu yang telah menjadi santapan kehidupanku,
Tolong carikan aku belahan asli jiwaku,
Seseorang yang menggapai dengan permintaan:
“Tolong, carikan aku, satu saja orang yang waras”

Makasar menjelang puasa, 2006

Saturday, September 16, 2006

Malam

dan langit merambat pekat
bingkai gemintang dengan kolase absurd
bulirbulir embun menggigit basah
niscaya ia selalu bikin resah
atas pagi yang mendesak desah

pada batas nadir jiwa kau sampirkan elegi
bernada blues mendendang lirih ombak
pada bakaubakau mati kau tebar wangi yasmin
duhai!
pelipur tak kuasa tampik laraku
adakah cinta senantiasa berujung?

kirimkan aku seikat mimpi,
sebongkah romansa melankolia
atau sebuah silet saja buat toreh nadiku!

lalu ke mana cinta labuhkan
tautan hati yang selalu menunggu?

TelukKendari, 2006

This is Nirvana, Mister!

Don’t give me a set of discussions on politics, on culture, on MDGs of UN, nor magical ITs
For I wouldn’t helped myself get bored,
(though you excerpted them from million books upon utmost endeavor, as if you’re awarded a Nobel?)
Escalating ancient lusts on how sexy knowledge is, seducing serotonine within my cerebral
pumping and popping, and staggering when saved, burdening when overloaded, and shrinking and dismaying,

Don’t give me a sequel of movies on thriller, on science fiction, on drama, nor heroism epoch
For perseverance wouldn’t take me back,
Leaving excitement becomes exegeses, throttling when inhaled, exhaling and releasing and relaxing,

”Let the peace be written in the sky, let the voices from below be heard, let the poor reach their wealth, let the freedom be celebrated, let the next generation full of courage, let the new men take control the earth”

coz I don’ t give a damn care
for this is nirvana, mister!
I will do what I will do
but sweetheart, you’re ‘bout to loose your contentment!
Then let me weave my tapestry of love
exclusively for you
Then you murmur,
“let there love be”


Kendari,11:10 am.7.9.2006

Friday, September 15, 2006

Waiting Morning*

What happened to my heart?
I witness myself,
Here
Waiting for morning
As if tiredness was reluctant to bother me
Where the night is still enveloping
Me and Dark
mourning to morning
waiting to be revealed
for here I am
waiting for
morning

(“I give my love to morning, as
I know nothing; will morning loves me back?”)

Azha, 2005

*Inspired by Peter Pan song; “Menunggu Pagi”

Ketika Hati tak Bersuara

Ketika biola mengirisiris hati
menyisakan serakserak mimpi masih murni
Persis depan mata jatuhkan sepi
titiktitik air pada lautan tak bertepi
Endapkan duka bayangi rindu purba
Gulung riakrak yang jatuh pada bunga

Ketika piano meraung sakau
Hajar seluruh dentingdenting waktu
Tiba pada klimaks kata
Betapa hati tak lagi bersuara


Kendari, 2006

Thursday, September 14, 2006

masihkah kosong?

jika ada isi,
masihkah kosong?
jika sudut itu tambah satu,
masihkah kosong?
jika esok tambah satu lagi,
masihkah kosong?
jika harihari esok
tambahtambahtambah
masihkah kosong?

Samudra kehidupan


Hidup ini bak air samudra
ada pasang ada surut
di dasar tersimpan mistery
penuh harapan, bagi yang masih punya
tapi tanpa perlindungan yang nyata
dari terpaan panas dan hujan


Begitulah hidup ini
seperti samudra, senantiasa bergelombang
menghempas karang, atau apa saja, termasuk kapal kehidupan
buihnya meresap dalam nadi pantai hatiku
tiada kesudahan.... akan kah??

Esok, kala matahari menerpa,
masih ada ketidak pastian
dugaan, pemikiran, halangan silih berganti mendendangkan nafas
dan ... kapalku masih terus berlayar
ke ... pulau yang tak tampak di pelupuk mata

Penantian,
berbakti pada yang ada dan memerlukan
apakah ini amanah??